PDKT dengan Bekasi Yuk!
Bekasi, apa
yang terlintas di benak Anda kalau dengar kota atau kabupaten yang satu ini? Macet?
Panas? Gersang? Jalanan rusak? Beras plastik? Lah kok jelek-jelek semua ya…
Saat ini
Bekasi memang terkenal jelek-jeleknya saja, eitsss tapi jangan salah Bekasi
juga punya kok sesuatu yang bisa dibanggakan, entah itu kesenian, budaya,
makanan, ataupun tempat wisata. Ingin tahu apa saja tentang Bekasi? Kali ini
saya akan bahas tentang kesenian dan budaya Bekasi dulu ya…
Bekasi merupakan
kota atau kabupaten yang berada di provinsi Jawa Barat. Karena terletak
bersebelahan dengan ibukota Jakarta, Bekasi memiliki hal yang tidak jauh
berbeda dengan Jakarta, yakni persoalan kependudukan. Karena, penduduk di
Bekasi mayoritas adalah pendatang dari berbagai kota di Indonesia, orang Jawa,
Sunda, Batak semua ada di Bekasi. Bekasi mengalami proses asimilasi dan
akulturasi kebudayaan dari berbagai daerah seperti Bali, Melayu, Bugis, dan
Jawa. Pengaruh etnis tersebut tersebar di wilayah Bekasi, antara lain :
1. Suku Sunda banyak bermukim
terutama di wilayah Lemahabang; Cibarusah, Setu sebagian Pebayuran dan sebagian
Pondok Gede
2. Suku Jawa dan Banten banyak
bermukim di Kecamatan Sukatani dan sebagian Cabang Bungin.
3. Suku bangsa Melayu banyak
bermukim di Kecamatan Bekasi (daerah kota), Cilincing (sekarang masuk Jakarta),
Pondok Gede, Babelan, Tambun, Cikarang, Cabang Bungin, dan Setu.
4. Suku Bali terdapat di sebuah
kampung di Kecamatan Sukatani, bahkan sampai sekarang namanya masih Kampung
Bali.
Alhasil, keberadaan penduduk yang berasal dari berbagai
etnis tersebut, telah mempengaruhi pola hidup dan bahasa.
Walaupun Bekasi memiliki penduduk Non-Islam, namun
kehidupan Islami sangat kental dalam budaya masyarakat Bekasi. Sikap toleransi
pun menjadi ciri khas Kota Bekasi, bentuk toleransi tersebut diwujudkan dengan
sikap konkrit berupa keramah-tamahan, misalnya:
a) gaya hidup sederhana, tidak berlebihan
b) solidaritas dan gotong royong
c)
mengamalkan
asas mufakat untuk pengambilan keputusan
semua ini secara langsung atau tidak terkait
dengan nilai ketakwaan kepada Tuhan YME, termasuk ajaran agama Islam (Suparlan,
1985).
Berikut adalah
kebudayaan yang dimiliki kota atau kabupaten Bekasi.
1. Tradisi Pantangan dan Kuwalat
Tradisi ini
merupakan bentuk folklore, yang tidak diketahui siapa pencipta dan asalnya,
pantangan ini digunakan sebagai saran atau himbauan. Diantaranya adalah :
a) dilarang membuang sampah ke sungai, jka ada buaya yang
memangsanya itu adalah kuwalat baginya karena telah mencemarkan sungai.
b) untuk mencegah sepasang buaya putih penunggu sungai
marah, masyarakat Melayu Betawi "nyugu" dengan membawa sesajen
kembang tujuh rupa, telor ayam mentah, bekakak ayam, dan nasi kuning.
c) tradisi menghormati sepasang buaya putih, masih tercermin
dalam adat perkawinan Melayu Betawi yang mengharuskan dalam pinangan pihak
mempelai laki-laki membawa sepasang roti buaya.
d) sampah harus ditabun, maka nabun atau membakar sampah
merupakan kebiasaan orang Melayu Betawi dan menebang pohon pun tidak
boleh sembarangan, karena dalam pohon kayu yang besar terdapat penunggu yang
akan marah bila pohon kayu itu ditebang secara sembarangan.
kuwalat
dan ketulah sangat sulit dibedakan artinya. kuwalat atau kewalat berarti kena
walat. ketulah berarti kena tulah, walat dan tulah adalah kena bencana, kesialan
(istilah bahasa Melayu-Betawi "sial dangkalan")
Dalam
sistem kepercayaan lama, kekuasan yang maha tinggi dipercaya adalah berupa para
dewa-dewa dan dewa-dewa itu mempunyai kepala dewa (dewa
tertinggi). Kebiasaan 'nyuguin' dan 'ngukup' adalah kebiasaan untuk
menghormati dewa-dewa. nyuguin (berupa sesajen dalam masyarakat Jawa) dan
diungkupin (yaitu dengan membakar kemenyan yang asap-asapnya dibawa ke setip
sudut rumah.
2.
Sistem
Kekerabatan
Sistem
kekerabatan yang berlaku di daerah Jawa, bahkan di masyarakat Bekasi menganut
sistem kekerabatan yang bersifat " Parental " atau "
Bilateral" yaitu menarik garis keturunan sendiri, artinya masyarakat
Bekasi apabila sudah berkeluarga cenderung menarik garis keturunan sendiri baik
dari pihak Ayah maupun dari pihak Ibu dan menetap terpisah dari orangtua
walaupun sering kali lokasinya berdekatan.
Selain kebudayaan, Bekasi juga mempunyai beberapa
kesenian daerah seperti:
1.
Wayang Kulit Bekasi.
Pertunjukan bayangan ini memiliki latar belakang yang
hampir sama dengan wayang kulit Jawa. Tetapi bila dilihat dari segi permainan,
kesenian ini lebih cenderung mengadopsi budaya Sunda. Keunikan wayang kulit
asal Kabupaten Bekasi tersebut adalah adanya tokoh yang mirip
dengan wayang golek seperti Cepot dan Udel. Begawan Durna juga digambarkan
dengan cara berbeda yaitu dengan wajah seperti orang Arab dan memakai topi
haji.
2.
Topeng Bekasi
Bekasi juga memiliki Tari Topeng Bekasi. Kesenian ini
tidak hanya menampilkan seni tari semata. Di dalamnya juga dipentaskan seni
musik, seni vokal, seni peran, serta seni sastra. Biasanya, teater rakyat yang
juga dikenal dengan istilah “Topeng Bekasi” tersebut juga menyuguhkan lawakan yang
bersumber dari kehidupan masyarakat sehari-hari.
3.
Tanjidor Bekasi
Sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan ibukota
negara, kebudayaan Bekasi juga mendapat pengaruh dari kultur Betawi. Maka tidak
mengherankan jika di salah satu wilayah Jawa Barat tersebut dapat dijumpai
kesenian “Tanjidor Bekasi”.
Tanjidor di Kabupaten Bekasi mengandung unsur Parahiyangan atau Sunda
karawitan. Sedangkan tanjidor yang berkembang di Kota Bekasi lebih kental
dengan nuansa Betawi.
4.
Kliningan Tanji
Bekasi juga memiliki kesenian unik hasil perpaduan
tanjidor dengan gamelan salendro yaitu “Kliningan Tanji”.
Dalam pertunjukan ini, penonton akan dihibur oleh lantunan suara juru kawih
alias sinden. Selain itu, ada juga penampilan tarian khas yang dinamakan japin
atau japlin.
5.
Calung Dalengket.
Kesenian tradisional khas Bekasi yang selanjutnya adalah “Calung Dalengket”. Kesenian ini dimainkan secara
berkelompok. Setiap kelompok terdiri atas 9 orang. Setiap anggota memainkan alat
musik yang berbeda. Kesenian yang biasa dipentaskan usai musim panen tersebut
mengkombinasikan suling toleat, saron, kedemung, nenge, rebab, serta gong.
Masyarakat Bekasi kerap melombakan kesenian tersebut. Uniknya, pemenang lomba
Calung Dalengket tidak ditentukan berdasarkan penilainan juri melainkan oleh
apresiasi penonton.
6.
Samrah
Selain diwarnai oleh kultur Betawi, Jawa, serta Sunda,
kesenian Bekasi juga mendapat pengaruh dari budaya Arab. Perpaduan kebudayaan
tersebut tampak dalam pertunjukan yang disebut ‘Samrah”. Pada pagelaran samrah penonton disuguhi musik serta
tari yang khas dengan nuansa Timur Tengah. Kesenian samrah juga mempertontonkan
lakon atau teater yang diiringi pantun.
7. Godot
Anda juga dapat mempelajari bela diri khas bekasi yang
dinamakan "godot". Seni olah tubuh
yang juga berkembang di Karawang tersebut memiliki empat gerakan dasar dan dua
gerakan tambahan. Dengan mempelajari godot, Anda dapat mengusai teknik
pertahanan diri seperti memukul, menendang, menangkis, dan menghindar.
Sumber: