Sabtu, 22 Oktober 2016

PDKT dengan Bekasi Yuk!




PDKT dengan Bekasi Yuk!

Bekasi, apa yang terlintas di benak Anda kalau dengar kota atau kabupaten yang satu ini? Macet? Panas? Gersang? Jalanan rusak? Beras plastik? Lah kok jelek-jelek semua ya…

Saat ini Bekasi memang terkenal jelek-jeleknya saja, eitsss tapi jangan salah Bekasi juga punya kok sesuatu yang bisa dibanggakan, entah itu kesenian, budaya, makanan, ataupun tempat wisata. Ingin tahu apa saja tentang Bekasi? Kali ini saya akan bahas tentang kesenian dan budaya Bekasi dulu ya…

Bekasi merupakan kota atau kabupaten yang berada di provinsi Jawa Barat. Karena terletak bersebelahan dengan ibukota Jakarta, Bekasi memiliki hal yang tidak jauh berbeda dengan Jakarta, yakni persoalan kependudukan. Karena, penduduk di Bekasi mayoritas adalah pendatang dari berbagai kota di Indonesia, orang Jawa, Sunda, Batak semua ada di Bekasi. Bekasi mengalami proses asimilasi dan akulturasi kebudayaan dari berbagai daerah seperti Bali, Melayu, Bugis, dan Jawa. Pengaruh etnis tersebut tersebar di wilayah Bekasi, antara lain :
1.      Suku Sunda banyak bermukim terutama di wilayah Lemahabang; Cibarusah, Setu sebagian Pebayuran dan sebagian Pondok Gede
2.      Suku Jawa dan Banten banyak bermukim di Kecamatan Sukatani dan sebagian Cabang Bungin.
3.      Suku bangsa Melayu banyak bermukim di Kecamatan Bekasi (daerah kota), Cilincing (sekarang masuk Jakarta), Pondok Gede, Babelan, Tambun, Cikarang, Cabang Bungin, dan Setu.
4.      Suku Bali terdapat di sebuah kampung di Kecamatan Sukatani, bahkan sampai sekarang namanya masih Kampung Bali.

Alhasil, keberadaan penduduk yang berasal dari berbagai etnis tersebut, telah mempengaruhi pola hidup dan bahasa.

Walaupun Bekasi memiliki penduduk Non-Islam, namun kehidupan Islami sangat kental dalam budaya masyarakat Bekasi. Sikap toleransi pun menjadi ciri khas Kota Bekasi, bentuk toleransi tersebut diwujudkan dengan sikap konkrit berupa keramah-tamahan, misalnya:
a)   gaya hidup sederhana, tidak berlebihan
b)   solidaritas dan gotong royong
c)   mengamalkan asas mufakat untuk pengambilan keputusan
semua ini secara langsung atau tidak terkait dengan nilai ketakwaan kepada Tuhan YME, termasuk ajaran agama Islam (Suparlan, 1985).

Berikut adalah kebudayaan yang dimiliki kota atau kabupaten Bekasi.
1.      Tradisi Pantangan dan Kuwalat
Tradisi ini merupakan bentuk folklore, yang tidak diketahui siapa pencipta dan asalnya, pantangan ini digunakan sebagai saran atau himbauan. Diantaranya adalah :
a)      dilarang membuang sampah ke sungai, jka ada buaya yang memangsanya itu adalah kuwalat baginya karena telah mencemarkan sungai.
b)      untuk mencegah sepasang buaya putih penunggu sungai marah, masyarakat Melayu Betawi  "nyugu" dengan membawa sesajen kembang tujuh rupa, telor ayam mentah, bekakak ayam, dan nasi kuning.
c)      tradisi menghormati sepasang buaya putih, masih tercermin dalam adat perkawinan Melayu Betawi yang mengharuskan dalam pinangan pihak mempelai laki-laki membawa sepasang roti buaya.
d)      sampah harus ditabun, maka nabun atau membakar sampah merupakan  kebiasaan orang Melayu Betawi dan menebang pohon pun tidak boleh sembarangan, karena dalam pohon kayu yang besar terdapat penunggu yang akan marah bila pohon kayu itu ditebang secara sembarangan.

kuwalat dan ketulah sangat sulit dibedakan artinya. kuwalat atau kewalat berarti kena walat. ketulah berarti kena tulah, walat dan tulah adalah kena bencana, kesialan (istilah bahasa Melayu-Betawi "sial dangkalan")

Dalam sistem kepercayaan lama, kekuasan yang maha tinggi dipercaya adalah berupa para dewa-dewa dan dewa-dewa itu mempunyai kepala dewa (dewa tertinggi). Kebiasaan 'nyuguin' dan 'ngukup' adalah kebiasaan untuk menghormati dewa-dewa. nyuguin (berupa sesajen dalam masyarakat Jawa) dan diungkupin (yaitu dengan membakar kemenyan yang asap-asapnya dibawa ke setip sudut rumah.

2.      Sistem Kekerabatan
Sistem kekerabatan yang berlaku di daerah Jawa, bahkan di masyarakat Bekasi menganut sistem kekerabatan yang bersifat  " Parental " atau " Bilateral" yaitu menarik garis keturunan sendiri, artinya masyarakat Bekasi apabila sudah berkeluarga cenderung menarik garis keturunan sendiri baik dari pihak Ayah maupun dari pihak Ibu dan menetap terpisah dari orangtua walaupun sering kali lokasinya berdekatan.

Selain kebudayaan, Bekasi juga mempunyai beberapa kesenian daerah seperti:
1.      Wayang Kulit Bekasi.
Pertunjukan bayangan ini memiliki latar belakang yang hampir sama dengan wayang kulit Jawa. Tetapi bila dilihat dari segi permainan, kesenian ini lebih cenderung mengadopsi budaya Sunda. Keunikan wayang kulit asal Kabupaten Bekasi tersebut adalah adanya tokoh   yang mirip dengan wayang golek seperti Cepot dan Udel. Begawan Durna juga digambarkan dengan cara berbeda yaitu dengan wajah seperti orang Arab dan memakai topi haji.
2.      Topeng Bekasi
Bekasi juga memiliki Tari Topeng Bekasi. Kesenian ini tidak hanya menampilkan seni tari semata. Di dalamnya juga dipentaskan seni musik, seni vokal, seni peran, serta seni sastra. Biasanya, teater rakyat yang juga dikenal dengan istilah “Topeng Bekasi” tersebut juga menyuguhkan lawakan yang bersumber dari kehidupan masyarakat sehari-hari.
3.      Tanjidor Bekasi
Sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan ibukota negara, kebudayaan Bekasi juga mendapat pengaruh dari kultur Betawi. Maka tidak mengherankan jika di salah satu wilayah Jawa Barat tersebut dapat dijumpai kesenian “Tanjidor Bekasi”. Tanjidor di Kabupaten Bekasi mengandung unsur Parahiyangan atau Sunda karawitan. Sedangkan tanjidor yang berkembang di Kota Bekasi lebih kental dengan nuansa Betawi.
4.      Kliningan Tanji
Bekasi juga memiliki kesenian unik hasil perpaduan tanjidor dengan gamelan salendro yaitu “Kliningan Tanji”. Dalam pertunjukan ini, penonton akan dihibur oleh lantunan suara juru kawih alias sinden. Selain itu, ada juga penampilan tarian khas yang dinamakan japin atau japlin.
5.      Calung Dalengket.
Kesenian tradisional khas Bekasi yang selanjutnya adalah “Calung Dalengket”. Kesenian ini dimainkan secara berkelompok. Setiap kelompok terdiri atas 9 orang. Setiap anggota memainkan alat musik yang berbeda. Kesenian yang biasa dipentaskan usai musim panen tersebut mengkombinasikan suling toleat, saron, kedemung, nenge, rebab, serta gong. Masyarakat Bekasi kerap melombakan kesenian tersebut. Uniknya, pemenang lomba Calung Dalengket tidak ditentukan berdasarkan penilainan juri melainkan oleh apresiasi penonton.
6.      Samrah
Selain diwarnai oleh kultur Betawi, Jawa, serta Sunda, kesenian Bekasi juga mendapat pengaruh dari budaya Arab. Perpaduan kebudayaan tersebut tampak dalam pertunjukan yang disebut ‘Samrah”. Pada pagelaran samrah penonton disuguhi musik serta tari yang khas dengan nuansa Timur Tengah. Kesenian samrah juga mempertontonkan lakon atau teater yang diiringi pantun.
7.      Godot
Anda juga dapat mempelajari bela diri khas bekasi yang dinamakan "godot". Seni olah tubuh yang juga berkembang di Karawang tersebut memiliki empat gerakan dasar dan dua gerakan tambahan. Dengan mempelajari godot, Anda dapat mengusai teknik pertahanan diri seperti memukul, menendang, menangkis, dan menghindar.

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar