Sabtu, 22 Oktober 2016

Moral yang Diobral



Moral yang Diobral

Moral, kata ini pasti ga asing lagi di telinga kita. Tapi apa sih moral itu? Moral biasanya dikaitkan dengan sikap, budi pekerti, akhlak, kelakuan, dan sebagainya. Moral (Bahasa Latin Moralitas) adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang memiliki nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya.

Moral merupakan pengetahuan atau wawasan yang menyangkut budi pekerti manusia yang beradab. Moral juga berarti ajaran yang baik atau buruknya perbuatan dan kelakuan. Moralisasi yaitu uraian (pandangan dan ajaran) tentang perbuatan serta kelakuan yang baik.

Menurut asal-usul katanya “moral” berasal dari kata mores dari bahasa Latin, lalu kemudian diartikan atau diterjemahkan jadi “aturan kesusilaan” ataupun suatu istilah yang digunakan untuk menentukan sebuah batas-batas dari sifat peran lain, kehendak, pendapat atau batasan perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik maupun buruk.

Moral mempunyai peran penting dalam karakter manusia. Manusia yang baik akan memiliki moral yang baik pula, sebaliknya jika manusia itu tidak baik, coba ditelaah lagi, adakah yang salah dari moral manusia tersebut? Manusia bisa maju dan bisa bersifat baik kalau dia memiliki moral. Maka dari itu pengajaran dan penanaman nilai moral yang baik sangat dibutuhkan di negara-negara yang sedang berkembang, contohnya indonesia. Bahkan di Indonesia moral menjadi salah satu penilaian dalam evaluasi siswa di sekolah-sekolah.

Lalu, bagaimana sih potret moral remaja Indonesia saat ini? Sudah baik kah? Atau justru sebaliknya? Iya, kalau bisa dibilang moral remaja Indonesia saat ini sedang diobral-obralnya. Lho kok diobral? Emangnya barang dagangan?

Moral remaja indonesia kini dapat dikatakan sedang ambruk-ambruknya. Pernah Anda dengar kasus guru dipidana karena mencubit siswa? Disini saya tidak membenarkan mendidik dengan kekerasan juga sih, tapi di sisi lain, mana mungkin sih guru mencubit siswanya kalau siswa tersebut tidak bersalah? Itu pasti karena siswanya nakal atau tidak menaati peraturan sekolah. Ditegur baik-baik, tidak menghiraukan gurunya, dikasarin dikit malah ngaduin gurunya ke orangtua, duhhh...

Berikut sebagian potret merosotnya moralitas remaja di Indonesia

1.      Tawuran antarpelajar
Tugas seorang pelajar adalah belajar dan mengukir prestasi setinggi-tingginya. Namun, sekarang marak terjadi tawuran antar pelajar. Waktu yang seharusnya mereka gunakan untuk belajar, malah mereka gunakan untuk tawuran, melawan musuh-musuh mereka. Meskipun kadang, pemicu terjadinya tawuran terkesan sepele, seperti ejekan antarpelajar. Bahkan ada di antara mereka yang membawa senjata tajam saat tawuran. Tak jarang banyak korban yang berjatuhan tapi mereka tetap saja melakukan tawuran. Mereka tidak bisa berpikir panjang, sekiranya apa akibatnya jika melakukan hal itu. Hal ini menunjukkan pendidikan moral untuk negeri ini mengalami kegagalan.

2.      Hamil di luar nikah
Tidak adanya batasan antara pergaulan wanita dan pria membuat para remaja semakin bebas. Hal ini membuat mereka dapat melakukan hubungan seks diluar nikah. Bahkan sangat disayangkan jika remaja ini masih berusia belia. Akibatnya semakin banyak bayi yang dibuang karena hasil dari hubungan diluar nikah. Bahkan ada beberapa di antara mereka yang memilih untuk menggugurkan kandungan mereka. Cara pacaran yang salah membuat mereka terjerumus pada kesenangan sesaat. Makin maraknya situs porno menjadi faktor utama penyebab hubungan seks di luar nikah.

3.      Model pakaian masa kini
Trend barat sangat mempengaruhi gaya berpakaian orang-orang di Indonesia. Terutama para remaja, karena mereka masih dalam pencarian jati diri. Mereka ingin menjadi pusat perhatian saat mengenakan pakaian. Selain itu, mereka belum bisa menyeleksi secara benar pakaian mana yang sekiranya cocok digunakan untuk adat Indonesia. Tak jarang kita melihat para remaja mengenakan pakaian yang mini sehingga terlihat seksi saat di tempat umum. Meskipun perkembangan jaman semakin maju, tapi kita juga harus bisa berpenampilan sesuai dengan adat yang berlaku di Indonesia. Karena hal ini dapat memicu kejadian pemerkosaan. Dan pada akhirnya akan merugikan remaja itu sendiri.

4.      Tindak kriminal
Tiada hari tanpa berita kriminal. Bahkan tak jarang, pelakunya merupakan para remaja dimana ia adalah anak bangsa harapan Indonesia. Kasusnya pun beragam, ada di antaranya, mencuri handphone karena mereka menginginkan benda tersebut namun tidak mempunyai dana untuk membelinya, dan pembunuhan kekasih, mantan, teman atau keluarganya sendiri karena keinginan mereka yang tidak terpenuhi, serta penculikan anak kecil untuk mendapatkan uang tebusan. Merosotnya moral bangsa sangat terlihat di sini.

5.      Penyalahgunaan narkoba
Kerusakan moral bangsa Indonesia yang sedang terkenal adalah penggunaan narkoba. Narkoba merupakan obat-obatan terlarang yang dapat merusak moral. Awalnya mungkin hanya coba-coba, tapi obat ini mengandung nikotin yang dapat membuat mereka ketagihan saat mengonsumsinya. Banyak dampak negatif yang akan didapatkan jika mereka mengonsumsi zat berbahaya ini, di antaranya adalah membuat mereka kehilangan kesadaran sehingga dapat melakukan hal-hal diluar perkiraan, seperti pembunuhan, pemerkosaan, dan bisa mengalami kecelakaan.

Demikian betapa rusaknya moral anak bangsa Indonesia sekarang. Penanaman nilai keagamaan sangat diperlukan disini, karena setiap agama pasti mengajarkan kebaikan dalam hidupnya. Lingkungan yang baik juga dapat mempengaruhi tingkah lakunya menjadi baik. Oleh karena itu, sebagai anak bangsa kita harus menjunjung tinggi negara kita dengan moral yang baik, bukan sebaliknya.

Karena moral menekankan pada poin memelihara nilai, nilai yang sudah ada di Indonesia yang bersifat turun temurun dari nenek moyang. Kalau bicara era globalisasi, benar saja kita harus membuka diri untuk kemajuan bangsa, tapi dalam upaya memelihara nilai (value) dan adat yang ada, kita juga perlu memfilter atau menyaring arus globalisasi yang masuk ke Indonesia yang harus sesuai dengan nilai-nilai yang ada dan norma yang berlaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar