Filsafat Menembus Ruang dan Waktu
Menembus ruang
dan waktu itu bisa mudah dan sulit. Siapapun dan apapun pasti dapat menembus
ruang dan waktu. Tidak hanya manusia yang dapat menembus ruang dan waktu, akan
tetapi hewan, tumbuhan dan batu pun bisa menembus ruang dan waktu. Dari hal
yang mudah misalkan pada saat kita tidur dari ssetelah kita sembayang magrib tidak terasa
saat bangun waktu sudah pagi dan
karena secara tak sadar bahwa ruang dan waktu telah berubah. Batu dapat
dikatakan menembus ruang dan waktu dengan sulitnya karena batu mengalami masa
lampau sampai sekarang dengan harus mengalami pergantian musim yang
terus-menerus. Selain hal-hal di atas, kesempatan itu juga menembus ruang dan
waktu karena waktu yang kita gunakan sekarang dengan waktu yang akan datang
sudah berbeda dimensi ruang dan waktunya. Menembus ruang dan waktu itu
berdimensi ada dan mungkin ada.
Objek filsafat adalah segala yang
ada dan yang mungkin ada, dimana kita bisa mencari yang mungkin ada. Misalnya
adalah kita tidak mengetahui nama cucu Bapak Marsigit, apakah kita ingin tahu
namanya? Jika kita belum tahu namanya maka nama itu masih mungkin ada di dalam
pikiran kita. Namun setelah kita tahu namanya, maka nama cucu beliau menjadi
ada dalam pikiran kita. Segala yang belum kita ketahui itu sifatnya masih
mungkin, sedangkan yang kita ketahui itu sifatnya sudah ada.
Alat yang dipakai untuk belajar
filsafat adalah bahasa, namun tidak sembarang bahasa yang dipakai adalah bahasa
analog. Analog itu tidak sekedar kiasan, kiasan itu jika diturunkan lagi bentuk
operasionalnya menjadi sindiran, jika sindiran, itu sudah bermuatan negatif.
Kita sebagai manusia dapat
menciptakan ruang sendiri. Kita dapat memahami ruang dimensi satu, dua karena
sebagai orang dewasa, kita menggunakan intuisi sedangkan anak-anak menggunakan
definisi sehingga tidak dapat memahaminya. Kita juga dapat memahami ruang
dimensi satu karena kita mempunyai ruang dimensi dua, memahami ruang dimensi
dua karena mempunyai ruang dimensi tiga dan seterusnya. Secara umum, ruang dimensi tiga merupakan
bangun ruang, dimensi dua merupakan bangun datar, maka kita dapat membayangkan
ruang dimensi satu, empat dan sebagainya. Orang matematika dapat memahami
hingga ruang dimensi-n karena mereka menggunakan intuisi. Kemudian dikembangkan
lagi sehingga kita mempunyai ruang kaum kapitalis, dimana hierarki dari bawah
yaitu : ruang archaik, tribal, tradisional, teodal, modern, pos modern dan pos
pos modern atau kapitalis.
Analog dari hati adalah spiritual.
Setingi-tinggi ilmumu, secanggih-canggihnya teknologimu jangan sampai kita
belajar filsafat yang dimana itu menggoyahkan imanmu. Musuh dari filsafat
adalah salah paham, maka dalam pembelajaran filsafat harus dengan banyak
bercerita supaya kita paham. Sebagai saran, jika kita ingin berfisafat satu
maka berspiritualah sepuluh, jika ingin berfilsafat dua maka berdoalah dua
puluh, dst. Hal ini supaya sejauh-jauhnya kita menggembara filsafat harus tetap
bisa kembali. Sekali kita tidak bisa kembali maka selamanya juga kita tidak
bisa kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar