Strategi Pembelajaran atau Strategi
Intruksional?
Pembelajaran yang
berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas pengajar.
Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu
memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian
target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan
kemampuan siswa melalui proses belajar. Desain pembelajaran yang baik,
ditunjang fasilitas yang memandai, ditambah dengan kreatifitas guru akan
membuat peserta didik lebih mudah mencapai target belajar.
Sedangkan strategi
pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses
pembelajaran. Paling tidak ada tiga jenis strategi yang berkaitan dengan
pembelajaran, yakni (1) strategi pengorganisasian pembelajaran, (2) strategi
penyampaian pembelajaran, dan (3) strategi pengelolaan pembelajaran.
Uraian mengenai strategi
penyampaian pengajaran menekankan pada media apa yang dipakai untuk
menyampaikan pengajaran, kegiatan belajar apa yang dilakukan siswa, dan dalam
struktur belajar mengajar yang bagaimana. Strategi pengelolaan menekankan pada
penjadwalan penggunaan setiap komponen strategi pengorganisasian dan strategi
penyampaian pengajaran, termasuk pula pembuatan catatan tentang kemajuan
belajar siswa.
Strategi pembelajaran,
sering pula disebut dengan istilah strategi instruksional. Menurut Dick dan
Carey (2001) strategi instruksional menjelaskan komponen-komponen umum dari
suatu set bahan instruksional dan prosedur-prosedur yang akan digunakan bersama
bahan-bahan tersebut untuk menghasilkan hasil belajar tertentu pada peserta
didik. Ada lima komponen utama dalam strategi instruksional, yakni:
1)
Kegiatan pra instruksional;
2)
Penyajian informasi;
3)
Pasrtisipasi peserta didik;
4)
Tes;
5)
Tindak lanjut.
Kelima urutan tersebut
bukan satu-satunya, melainkan ada beberapa ahli yang mengemukakan pendapatnya
seperti Merril dan Tennison (1977) menyebut strategi instruksional sebagai
urutan tertentu dari penyajian serta Gagne, Briggs dan Wager (1992) menyebutkan
sembilan urutan kegiatan instruksional yang didasarkan pada karakteristik
masing-masing peserta didik dan jenis perilaku yang ada pada tujuan
instruksional.
Para ahli sepakat mengenai
empat pengertian strategi instruksional, sebagai berikut:
- Urutan kegiatan instruksional, yaitu urutan kegiatan pembelajar dalam menyampaikan isi pelajaran kepada peserta didik;
- Metode instruksional, yaitu cara pembelajar mengorganisasikan materi pelajaran agar terjadi proses belajar secara efektif dan efisien pada peserta didik;
- Media instruksional, yaitu peralatan dan bahan instruksional ang digunakan oleh pembelajar dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran;
- Waktu yang digunakan oleh pembelajar dan peserta didik dalam menyelesaikan setiap langkah dalam kegiatan instruksional.
Dengan demikian strategi
instruksional merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara pengorganisasian
materi pelajaran, peserta didik, peralatan dan bahan serta waktu yang digunakan
dalam proses instruksional untuk mencapai tujuan instruksional yang telah
ditetapkan.
Dalam strategi
pembelajaran, strategi pengorganisasian isi pengajaran disebut oleh Reigeluth,
Bunderson, dan Meriil (1997) sebagai struktural strategi, yang mengacu pada
cara untuk membuat urutan (sequencing) dan mensintesis (syintesizing)
fakta, konsep, prosedur dan prinsip yang berkaitan.
Pengorganisasian pengajaran
secara khusus, merupakan fase yang amat penting dalam rancangan pengajaran. Synthesizing akan
membuat topik-topik dalam suatu bidang studi menjadi lebih bermakna pada siswa
(Ausubel, 1986), yaitu dengan menunjukkan bagaimana topik-topik itu terkait
dengan keseluruhan isi bidang studi. Kebermaknaan ini akan menyebabkan siswa
memiliki retensi yang lebih baik dan lebih lama terhadap topik-topik yang
dipelajari. Squencing, atau penataan urutan, juga penting, karena
amat diperlukan dalam pembuatan sintesis. Sintesis yang efektif hanya dapat
dibuat bila isi telah ditata dengan cara tertentu, dan yang lebih penting,
karena pada hakikatnya, semua isi bidang studi memiliki prasyaratan belajar
(Gagne, 1968, 1977a, 1977c).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar