Jumat, 30 Desember 2016

Strategi Pembelajaran atau Strategi Intruksional?

Strategi Pembelajaran atau Strategi Intruksional?

Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas pengajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar. Desain pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang memandai, ditambah dengan kreatifitas guru akan membuat peserta didik lebih mudah mencapai target belajar.

Sedangkan strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses pembelajaran. Paling tidak ada tiga jenis strategi yang berkaitan dengan pembelajaran, yakni (1) strategi pengorganisasian pembelajaran, (2) strategi penyampaian pembelajaran, dan (3) strategi pengelolaan pembelajaran.

Uraian mengenai strategi penyampaian pengajaran menekankan pada media apa yang dipakai untuk menyampaikan pengajaran, kegiatan belajar apa yang dilakukan siswa, dan dalam struktur belajar mengajar yang bagaimana. Strategi pengelolaan menekankan pada penjadwalan penggunaan setiap komponen strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian pengajaran, termasuk pula pembuatan catatan tentang kemajuan belajar siswa.

Strategi pembelajaran, sering pula disebut dengan istilah strategi instruksional. Menurut Dick dan Carey (2001) strategi instruksional menjelaskan komponen-komponen umum dari suatu set bahan instruksional dan prosedur-prosedur yang akan digunakan bersama bahan-bahan tersebut untuk menghasilkan hasil belajar tertentu pada peserta didik. Ada lima komponen utama dalam strategi instruksional, yakni:

1)            Kegiatan pra instruksional;
2)            Penyajian informasi;
3)            Pasrtisipasi peserta didik;
4)            Tes;
5)            Tindak lanjut.

Kelima urutan tersebut bukan satu-satunya, melainkan ada beberapa ahli yang mengemukakan pendapatnya seperti Merril dan Tennison (1977) menyebut strategi instruksional sebagai urutan tertentu dari penyajian serta Gagne, Briggs dan Wager (1992) menyebutkan sembilan urutan kegiatan instruksional yang didasarkan pada karakteristik masing-masing peserta didik dan jenis perilaku yang ada pada tujuan instruksional.

Para ahli sepakat mengenai empat pengertian strategi instruksional, sebagai berikut:
  1. Urutan kegiatan instruksional, yaitu urutan kegiatan pembelajar dalam menyampaikan isi pelajaran kepada peserta didik;
  2. Metode instruksional, yaitu cara pembelajar mengorganisasikan materi pelajaran agar terjadi proses belajar secara efektif dan efisien pada peserta didik;
  3. Media instruksional, yaitu peralatan dan bahan instruksional ang digunakan oleh pembelajar dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran;
  4. Waktu yang digunakan oleh pembelajar dan peserta didik dalam menyelesaikan setiap langkah dalam kegiatan instruksional.
Dengan demikian strategi instruksional merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara pengorganisasian materi pelajaran, peserta didik, peralatan dan bahan serta waktu yang digunakan dalam proses instruksional untuk mencapai tujuan instruksional yang telah ditetapkan.
Dalam strategi pembelajaran, strategi pengorganisasian isi pengajaran disebut oleh Reigeluth, Bunderson, dan Meriil (1997) sebagai struktural strategi, yang mengacu pada cara untuk membuat urutan (sequencing) dan mensintesis (syintesizing) fakta, konsep, prosedur dan prinsip yang berkaitan.

Pengorganisasian pengajaran secara khusus, merupakan fase yang amat penting dalam rancangan pengajaran. Synthesizing akan membuat topik-topik dalam suatu bidang studi menjadi lebih bermakna pada siswa (Ausubel, 1986), yaitu dengan menunjukkan bagaimana topik-topik itu terkait dengan keseluruhan isi bidang studi. Kebermaknaan ini akan menyebabkan siswa memiliki retensi yang lebih baik dan lebih lama terhadap topik-topik yang dipelajari. Squencing, atau penataan urutan, juga penting, karena amat diperlukan dalam pembuatan sintesis. Sintesis yang efektif hanya dapat dibuat bila isi telah ditata dengan cara tertentu, dan yang lebih penting, karena pada hakikatnya, semua isi bidang studi memiliki prasyaratan belajar (Gagne, 1968, 1977a, 1977c).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar